me

me

Sabtu, 24 Agustus 2013

Didi Kempot - Tanjung Mas Ninggal Janji

Bebasan Koyo Ngenteni Udan Ning Mongso Ketigo
Najan Mung Sedelo Ora Dadi Ngopo
Penting Iso Ngademke Ati

Semono Ugo Rasane Atiku
Mung Tansah Nunggu Tekamu
Ra Kroso Setaun Kowe Ninggal Aku
Kangen... Kangen'e Atiku

Aku Sik Kelingan Naliko Nang Pelabuhan
Kowe Janji Lungo Ra Ono Sewulan
Nanging Saiki
Wes Luwih Ing Janji
Nyatane Kowe Ora Bali-bali
Ning Pelabuhan Tanjung Mas Kene
Biyen Aku Ngeterke Kowe
Ning Pelabuhan Semarang Kene
Aku Tansah Ngenteni Kowe.

Konsep Kebidanan : Konsep Berubah


1.    Pengertian berubah
Berubah merupakan beranjak dari keadaan status quo yaitu suatu proses bergerak atau beralih dari keadaan semula ke keadaan berikutnya. Dari tingkat perkembangan yang ada ke tingkat perkembangan berikutnya.
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada, dengan kata lain perubahan dapat dikaitkan sebagai proses pergeseran dari suatu sistem ke sistem lain.
Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam menyampaikan tujuan tertentu.
Beberapa pengertian perubahan menurut para ahli, antara lain:
1.    Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi seseorang, keluarga, kelompok, atau komunitas (potter dan perry, 2005)
2.    Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)
3.    Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978)
4.    Berubah adalah suatu proses transformasi, mengubah, dan memodifikasi sesuatu. (taylor, et all, 1997)
5.    Perubahan merupakan proses pergerakan dari suatu sistem ke sistem lain (gillies, 1994)
6.    Perubahan adalah proses membimbing pada alterasi individu atau pola institusi dan tingkah laku (brooten, himen dan naylor)
7.    Berubah merupakan proses terjadinya dalam fungsi dan struktur masyarakat (max dan miller).

2.    Tujuan
Hakekatnya manusia mempunyai kebutuhan untuk berubah dan melakukan perubahan, seperti:
1)      Mengubah keseimbangan personal sosial dan organisasional
2)      Mengadakan perlindungan dan eksplorasi
3)      Mengadakan perbaikan/penyempurnaan
4)      Menerapkan ide atau konsep
5)      Mengusahakan untuk mencapai hal-hal yang belom tercapai.

3. Teori berubah
1)      Teori lewin (teori pertentangan kekuatan)
Menurut pandangan kurt lewin (1951)seseorang yang akan mengadakan suatu perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada.
Kurt lewin membuat teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya suatu perilaku.
Teorinya “Force Fi’eld Analisis” berasumsi:
“bahwa di dalam diri individu selalu terdapat kekuatan/dorongan yang saling bertentangan”
·         Kekuatan yang mendorong individu melakukan tindakan (driving force
·        

dalam proses perubahan perilaku dihadapkan individu memilih atau memenangkan driving forces

Kekuatan yang melarang atau menghambat dilakukannya tindakan (restraining forces)


agar tercapai, menurut Lewin ada 3 cara
(Mico dan Ross 1975)

1.  memperkuat driving forces
dengan cara menggalakkan upaya persuasi dan pemberian informasi tentang program kesehatan yang dilaksanakan
2. mengurangi restraining forces
dengan cara memperkecil hambatan-hambatan yang ada dalam diri individu dan di masyarakat
3. memperkuat unsur pendorong dan sekaligus mengurangi hambatan -hambatang yang ada
-> metode paling efektif dalam merubah perilaku

 





 

Perubahan perilaku menurut lewin dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:
a. Tahap pencairan (unfreezing)
Pencairan adalah motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya keseimbangan yang ada, merasa perlu untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk merubah atau melakukan perubahan. Change agent mencairkan kekuatan yang memelihara statsu quo dengan cara meningkatkan kekuatan pendorong (driving forces) dan menurunkan kekuatan penahan (restraining forces). Change target menyadari suatu kebutuhan untuk berubah.
b.  Tahap Bergerak (moving)
pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan ke arah sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah. Change agent mengidentifikasi, merencanakan, serta mengimplementasikan strategi yang dibutuhkan, memastikan kekuatan pendorong melebihi kekuatan penahan, dan proses ini membutuhkan waktu lama.
Bagan 1
Tahapan perubahan menurut Kurt Lewin

Langkah 1 Pencairan (unfreezing)

Langkah 2 bergerak (moving)

Langkah 3 Pembekuan (refreezing)

Motivasi Berubah
Perasaan terhadap perubahan
Persiapan berubah

Dari semula ke yang baru

Mempertahankan hasil perubahan
 

                                                                                        
                                                                           






                                                                                            

c.  Tahap pembekuan (refrezing)
Pembekuan adalah adanya kekuatan pendorong untuk berubah dan adanya penghambat terjadinya perubahan.Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru.
Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai. Change agent  membantu menstabilkan perubahan sistem sehingga menjadi bagian yang terintegrasi menuju status quo. Change agent harus mendukung dan mendorong usaha yang adaptif dari change target. Jika fase ini tidak lengkap, perubahan menjadi tidak efektif dan tingkah laku sebelum perubahan akan muncul kembali. Jika dianggap berguna perubahan kemudian diasimilasi menjadi pola tingkah laku yang permanen.

Menurut Lewin, alasan dan penyebab terjadi perubahan adalah :
1.      Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik.
2.      Perubahan harus secara bertahap.
3.      Semua peruabhan harus direncanakan dan tidak secara drastis/mendadak.
4.      Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan perubahan.
2).  Teori Rogers (Teori Adopsi Inovasi)
·      Implicit dalam perubahan perilaku adalah sesuatu ide/gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan yang diharapkan untuk diterima atau dipakai oleh individu tersebut.
·      Rogers merupakan ahli ilmu sosial, teorinya adalah Inovation Decision Process. Proses kejiwaan yang dialami oleh seorang individu sejak menerima informasi/pengetahuan tentang suatu hal yang baru sampai pada saat dia menerima atau menolak ide baru.
Menurut Rogers E untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tinjauan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1.      Awareness
Tahap ini memerlukan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercapai suatu perubahan.
2.      Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan dan selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3.      Evaluation
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
Bagan 2
Tahap berubah menurut Roger E


A wareness (1)

Evalusai (3)

Trial (4)

Interest (2)

Adoption (5)
 










4.      Trial
Tahap ini merupakan uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.

5.      Adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan mersakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga mempertahankan hasil perubahan.
3). Teori Lippit
Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanakan dari tinjaun sebagai seorang pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga terdapat beberapa langkah yang ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan. Langkah yang dimaksud adalah :
1.      Mendiagnosa masalah yang dihadapi dan adanya kebutuhan untuk berubah.
2.      Mengadakan asesmen motivasi dan kemampuan. Melakukan pengkajian mendasar tentang motivasi untuk berubah atau untuk mengadakan perubahan, serta kemampuan untuk melakukan perubahan.
3.      Mengadakan asesmen motivasi agen pembaharu dan berbagai sumber yang ada dan potensial, khususnya yang diprakirakan akan bermanfaat pada proses berubah.
4.      Menetapkan tujuan berubah, tujuan berubah yang ditetapkan semula dapat disesuaikan berdasarkan hasil langkah-langkah perubahan yang dilakukan.
5.      Menetapkan peran agen pembaharu yang sesuai dengan perubahan yang akan dilakukan, apakah sebagai pakar, model peran/panutan, pendidik/pemimpin kelompok.
6.      Mempertahankan perubahan pada tingkat yang telah dicapai.
7.      Menghentikan bantuan yang telah diberikan secara bertahap dengan harapan peran dan tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap.

Bagan 3
Tahapan berubah menurut Lippit

Langkah 1
Menentukan diagnosis

Langkah 5
Penetapan peran pembaharu

Langkah 7
Penghentian Bantuan

Langkah 2
Pengkajian motivasi dan kemampuan

Langkah 3
Pengkajian hasil

Langkah 6
Mempertahankan Hasil

Langkah 4
Penetapan tujuan
 



















4. Tipe-tipe perubahan
Perubahan merupkan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang, kelompok, masyarakat yang belum memahami makna dari perubahan. Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut Bennis tahun 1965, perubahan itu sendiri memiliki 7 tipe sosialisasi, tipe emulatif dan tipe ilmiah.
a.       Tipe Indoktrinasi, suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang menginginkan pencapaian tujuan yang diharapakan dengan cara memberi doktrin atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
b.      Tipe Paksaan atau Kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana.
c.       Tipe Teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuannya.
d.      Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan dari perubahan.
e.       Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
f.       Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh, perubahan ini dapat dilakukan pada sistem di organisasi yang bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau atasannya.
g.      Tipe alamiah, perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dal lain sebagainya.
5. Cara melaksanakan perubahan
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tapat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien. Cara tersebut membutuhkan strategi khusus dalam perubahan diantaranya :
a.    Strategi Rasional Emperik
Strategi ini dirasakan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang dirasakan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalma menerima sebuah perubahan. Langkah dalam perubahna atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahn yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
b.    Strategi Reduktatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar normal yang ada di masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normative yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar normal yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan pendekatan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan indivdu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Perilaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimilki dalam perubahan. 
c.    Strategi Paksaan-Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan kekuatan karena adanya penggunaan, kekuatan, atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.


6. Sifat proses berubah
Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan dari konsep atau ide baru. Menurut Lancater tahun 1982, proses perubahan memiliki 3 sifat diantaranya perubahan bersifat berkembang, spontan dan direncanakan.
a.       Perubahan bersifat berkembang
Setiap perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik pada individu, kelompok atau masyarakat secara umum. Proses perkembangan ini dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju keadaan yang optimal atau matang, sebagaimana dalam perkembangan manusia sebagai makhluk individu yang memiliki sifat fisik yang selalu berubah dalam tingkat perkembangannya.
b.      Perubahan bersifat spontan
Sifat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respon tersendiri terhadap kejadian-kejadian bersifat alamiah yang diluar kehendak manusia, yang tidak dapat diramalkan sehingga sulit untuk diantisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor, banjir, dll. Semuanya akan menimbulkan perubahan baik pada dirinya, kelompok, atau masyarakat.
c.       Perubahan bersifat direncanakan
Perubahan ini dilakukan bagi individu, kelompok. Masyarakat yang ingin mengadakan perubahan ke arah yang lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya, sebagaimana perubahan dalam sistem pendidikan kebidanan di indonesia yang selalu mengadakan perubahan sejalan dengan perkembangan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.

7.  Sebab-sebab proses berubah
1)      Menurut Bennis Benne dan Chin
a.       Kekuatan Koersif (Paksaan/Tekanan)
Berdasarkan pemanfaatan kekuatan atau paksaan sebagai suatu legitimasi pribadi.

b.      Empiris Rasional
Menggunakan basis perubahan yang mengasumsikan bahwa agen perubahan mempunyai pengetahuan, kekuatan untuk mempengaruhi pada proses berubah yang diinginkan. Pemikiran manusia yang rasional.
c.       Normatif Re-edukatif
Berlandaskan pada asumsi bahwa kegiatan manusia dibimbing oleh norma-norma sosial yang tinggi dan berbagai nilai, ditujukan pada perubahan tingkah laku manusia.
2)      Menurut H. C. Kehman
a.       Terpaksa
- Karena ingin imbalan
- Karena menghindari hukuman
- Karena ingin pengakuan
b.      Meniru
Seseorang berubah karena ingin dipersamakan.
c.       Perubahan didasari oleh kesadaran dan penghayatan (Internalization).

8.  Macam-macam proses berubah
Menurut Thomas dan Bennis (1972) :
a.         Perubahan terencana (planned change)
Perubahan terencana (planned change) merupakan suatu desain yang disengaja dan implementasi sebuah inovasi secara struktural, kebijakan atau tujuan baru atau sebuah perubahan yang jelas dalam melaksanakan filosofi, suasana/iklim dan gaya.
Perubahan terencana adalah suatu yang sistemik dan bertujuan untuk mengubah atau membawa perubahan melalui intervensi dari change agent. Perubahan terencana terjadi pada sebuah urutan yang pasti, yang setiap tindakan merupakan persiapan bagi tindakan selanjutnya, semua usaha diarahkan dan ditargetkan untuk menghasilkan perubahan.
b.        Perubahan tidak terencana (unplanned change)
Perubahan tidak terencana (unplanned change) atau tidak disengaja hasil dari ketidakseimbangan dalam sistem atau respons adaptif terhadap stimulus eksternal yang diarahkan menuju kestabilan kembali pada keseimbangan antara sistem dan lingkungan. Perubahan ini terjadi sebagai respon terhadap beberapa kejadian atau masalah yang meningkat sehingga tidak ada kejadian tidak ada perubahan.
Perubahan Peraturan, adalah :
1.         Perubahan-perubahan yang meliputi kebijakan, hukum, peraturan, dan pernyataan secara formal dan informal tentang sikap yang benar.
2.         Perubahan tata cara atau kebiasaan ditetapkan oleh individu dari orang-orang yang berada pada posisi atas atau oleh kesepakatan bersama dari mayoritas individu dalam sebuah grup.
3.         Perubahan peraturan akan mempengaruhi semua anggota yang lebih efektif jika semua anggota dilibatkan dalam perencanaan dan peraturan mengimplementasikan perubahan.

Perubahan Lingkungan adalah perubahan yang meliputi beberapa perubahan dalam bentuk fisik, meliputi :
1.         Perlengkapan ruang kantor.
2.         Jumlah dan ukuran ruangan.
3.         Lokasi kamar mandi.
4.         Panas.
5.         Cahaya.
6.         Suara.
7.         Kualitas udara.

Perubahan Teknologi adalah perubahan yang menggabungkan kemajuan dalam komputer, penelitian medis, ilmu farmasi, dan berbagai bidang lainnya kedalam lingkungan individu.

Perubahan Institusi
·      Keuntungan Pembaharu dari Dalam Institusi:
1.   Mengetahui tentang masyarakat, struktur, kekuatan dan garis/jalur komunikasi.
2.   Mengerti/memahami tentang norma dan nilai yang berlaku.
3.   Komitmen pada kelompok, institusi/lembaga.
4.   Diterima oleh masyarakat/orang didalam sistem.
5.   Dianggap sebagai seseornag yang memahami/mengetahui serta menguasai permasalahan.
6.   Ada tindak lanjut dukungan terhadap perubahan sebagai seorang pekerja dalam sistem.
·      Keuntungan Pembaharu dari Luar Institusi, meliputi :
1.   Mempunyai dukungan struktur kekuatan yang mandiri.
2.   Dasar pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas.
3.   Dapat memandang masalah dan pemecahan yang mungkin dengan cara baru.
4.   Dipandang sebagai seorang yang anti.
5.   Terbiasa dengan pesan sebagai pembaharu dan mempraktekkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perannya.
·      Kerugian Pembaharu dari Dalam Institusi meliputi :
1.   Mempunyai cara pandang dan melihat masalah hanya dengan satu pandangan.
2.   Kekuatan yang tidak adekuat dalam sistem.
3.   Pengalaman sebagai pembaharu yang tidak adekuat, tidak yakin bagaimana menghasilkannya.
4.   Tingkah laku masa lalu yang mungkin dapat berdampak pada penerimaan oleh orang lain sebagai bagian dari kecakapan pembaharu.
·      Kerugian Pembaharu dari Luar Institusi meliputi :
1.   Kegagalan komitmen melebihi waktu.
2.   Isu-isu, keuangan, dan biaya untuk pelayanan.
3.   Dipandang sebagai orang asing yang mungkin tidak memahami.
4.   Dibutuhkan untuk menjadi terbiasa dengan sistem masyarakat dan permasalahan-permasalahan.
5.   Dapat mempunyai keterampilan yang tidak adekuat untuk mengkaji dan membantu pelaksanaan perubahan didalam suatu area yang sangat khusus.
7.   Dapat mengalami kegagalan atau kurangnya dukungan dari orang dalam.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Berubah
1)       Faktor-faktor yang mempercepat/pendukung
a.         Predisposisi Factor (Faktor pemudah)
Antara lain : ilmu pengetahuan, pengalaman, kepercayaan atau keyakinan, sistem nilai yang meliputi norma, tradisi dan sebagainya.
b.         Enabling Factor (Faktor pendukung)
Antara lain : dana, sarana, sumber daya yakni ketrampilan dasar yang dikuasai oleh petugas kesehatan.
c.         Rein Forcing Factor (Faktor Penguat)
Antara lain : dorongan dari lingkungan, keluarga, teman dan tokoh masyarakat.
2)        Faktor-faktor pendukung lainnya
a.         Perubahan dipandang sebagai perubahan sesuatu yang positif oleh target berubah
b.         Perubahan sederhana dan konkrit
c.         Target berubah dilibatkan sejak awal
d.        Perubahan dilakukan pada skala kecil dulu lalu diantisipasi menuju skala yang besar.
e.         Pemimpin dan tokoh masyarakat
f.          Komunikasi terbuka antara klien dengan agen perubahan.
3)        Faktor-faktor penghambat
Menurut bennis benn dan Chin ada beberapa alasan yang dapat membuat seseorang menolak suatu perubahan yaitu:
a.         Takut akan sesuatu yang tak pasti (loss of predictability)
b.         Takut akan kehilangan pengaruh
c.         Takut kehilangan keterampilan
d.        Takut kehilangan dukungan
e.         Takut gagal
f.          Kurangnya fasilitas
g.         Kurangnya mareial
h.         Kurangnya pengetahuan

10.  Jenis-Jenis Perubahan
Nadler dan Tushman (1995) telah mengembangkan sebuah kerangka kerja yang dapat membantu kita untuk dapat memahami dengan lebih baik berbagai jenis perubahan yang dapat dihadapi oleh organisasi layanan kesehatan.
Jenis perubahan dapat dibagi dua dimensi, antara lain:
a.         Dimensi pertama terkait dengan kompleksitas dinamik situasi yang dihadapi organisasi layanan kesehatan, terutama keutnya tekanan lingkungan yang menuntut perubahan.
Dalam beberapa keadaan, tekanan yang menuntut perubahan ini sangat kuat sehinnga organisasi layanan kesehatan harus segera menanggapi perubahan di lingkungan tersebut (misalnya, tekanan pemerintah melalui undang-undang yang mengharuskan statistic mutu layanan kesehatan dilaporkan kepada kelompok pelanggan, perubahan seperti itu disebut perubahan reaktif, yaitu perubahan yang dilakukan untuk menanggapi beberapa peristiwa yang jelas terjadi di lingkungan.
Dalam alam keadaan lain, tekanan yang menuntut perubahan tidak sekuat di keadaan lainnya dan tidak teridentifikasi  dengan jelas. Tekanan yang mempercepat terjadinya perubahan mungkin belum berdampak pada mutu layanan kesehatan, tetapi  orang di dalam organisasi layanan kesehatan mungkin merasakan bahwa dibutuhkan sesuatu yang lebih untuk tetyap bertahan dalam persaingan atau untuk bersiap menghadapi ancaman perubahan lingkungan  yang ada di pihak organisasi (misalnya, merasakan ketidakpuasan yang dialami para pengguna layanan atau para pihak pembayar layanan dari segi biaya bila dibandingkan dengan mutu layanan yang diberikan). Pada kasus ini, perubahan dilakukan tanpa tuntutan lingkungan yang jelas terjadi. Tipe perubahan ini disebut sebagai perubahan antisipatif.
b.        Dimensi kedua perubahan terkait dengan kontinuitas atau derajat penyimpangan perubahan dari pola perilaku organisasi dan tingkat mutu layanan kesehatan saat itu.
Dalam beberapa kasus, di dalam proses perubahan kita menciptakan pekerjaan tambahan yang sebenarnya telah dilakukan tidak jauh berbeda dari pola kerja yang telah dibentuk. Dalam hal ini, perubahan meliputi kegiatan mencoba berbagai komponen untuk memperbaiki fungsi organisasi layanan kesehatan dalam peningkatan yang relative kecil. Perubahan semacam itu, yang tidak memerlukan pergeseran mendasar dalam kerangka organisasi layanan kesehatan, disebut sebagai perubahan bertahap. Perubahan bertahap harus diingat tidak harus selalu kecil. Perubahan bertahan dapat melibatkan pengalokasian sumber daya yang besar dan berdampak pada banyak orang.
Perubahan dilakukan secara bertahap hanya dalam arti bahwa perubahan yang dilakukan merupakan kelanjutan dari pola hidup organisasi layanan kesehatan yang dilakukan saat itu. Di pihak, perubahan yang menyimpang jauh dari konteks organisasi saat itu disebut sebagai perubahan sewaktu. Perubahan sewaktu meliputi penetapan ulang fungsi organisasi, yaitu visi, identitas, strategi, dan bahkan prinsip organisasi (Nadler dan Tushman, 1995). Perubahan sewaktu mengubah konteks utama atau struktur yang dipakai disuatu organisasi layanan kesehatan. Jenis perubahan ini dapat membentuk atau mengubah struktur, sedangkan dalam kasus yang lebih ekstrem, perubahan tersebut dapat mengganti struktur yang dipakai dan mengubah organisasi layanan kesehatan ke bentuk yang berbeda.
Jenis-jenis Perubahan :
1)        Perubahan fisik
2)        Perubahan perasaan dan sikap
3)        Perubahan kognitif dan informasi
4)        Perubahan peraturan
5)        Perubahan tingkah laku
6)        Perubahan lingkungan
7)        Perubahan teknologi

Perubahan fisik, meliputi :
1.            Susunan
2.            Kesatuan
3.            Bentuk tubuh
Perubahan fisik yang berhubungan dengan umur :
1.            Kemunduran dari ketajaman indra perasa
2.            Penglihatan
3.            Pendengaran
4.            Kelahiran dan kematian
Perubahan akibat perlakuan medis :
1.             Operasi plastic pada kecacatan tubuh
2.             Radiasi dan kemotherapi mengakibatkan
Perubahan fisik akibat luka pada tubuh :
1.            Kecelakaan
2.            Luka bakar
Perubahan perasaan dan sikap :
1.        Adalah perubahan yang berhubungan dengan perasaan dan emosi pada sesuatu atau seseorang
2.        Individu berubah sikap mereka ketika emosi mereka dibawa kedalam sebuah pengalaman
3.        Diperlukan tingkat empati tertentu untuk terjadinya suatu perubahan sikap
4.        Ketika professional medis berusaha untuk merubah perilaku pasien berisiko mengabaikan perasaan pasien dengan perubahan perilaku.
5.        Langkah awal yang sering dilakukan untuk merubah perilaku pasien dengan menghargai perubahan yang dibuat untuk memperbaiki kondisi kesehatan mereka.
6.        Perubahan ini ditetapkan untuk:
a.         Merubah asisten pekerja
b.         Tim anggota kesehatan lain
c.         Instruktur akademik yang bersangkutan
Perubahan kognitif atau informasi, adalah
1.        Perubahan dimana ada kemajuan di ilmu pengetahuan atau pembetulan informasi yang tidak akurat
3.        Perubahan kognitif bisa juga mempengaruhi hilangnya kamampuan intelegensia atau pengetahuan.
4.        Pendidikan formal banyak memberikan pengaruh dalam membentuk perubahan kognitif pada siswa.
5.        Perubahan kognitif dapat dievaluasi dengan meminta orang-orang untuk mengingat informasi yang baru/ akan menggunakan informasi yang baru dengan menunjukan perubahan dari pemikiran / pola sikap dari sebelumnya.
6.        Professional medis dapat membantu pasien untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesehatan dan penyakit yang spesifik dan pengobatan yang tepat untuk kebutuhan individu mereka.
7.        Perubahan memori dan ingatan serta proses berfikir ditentukan oleh kerusakan cerebrovaskuler yang memerlukan pembelajaran kembali yang lebih banyak tergantung pada bagian otak mana yang berpengaruh.
Perubahan tingkah laku
1.        Perubahan sikap / tingkah laku tidak hanya perubahan pada kemampuan fisik dan fungsi yang menuntut beberapa tinghkatan koordinasi otot saraf, tetepi menyngkut hilang/terkumpulnya kemampuan fisik sebsgai individu yang dewasa secara fisik, kekutan dan koordinasi yang meningkat.
2.        Perubahan sikap/ tingkah yang sangat cepat akan terjadi pada kehidupan dua tahun pertama.
3.        Perubahan sikap menyangkup perubahan sikap yang terdahulu.

Perubahan perilaku dapat terjadi karena beberapa hal berikut:
1.        Kekuatan pendorong meningkat. Ini karena adanya rangsangan yang mendorong terjadinya perubahan perilaku. Rangsangan ini dapat berupa penyuluhan/informasi tentang perilaku yang bersangkutan. Contoh: seseorang yang belum ikut KB, kekutan pendorong ditingkatkan dengan penyuluhan dan usaha-usaha lain.
2.    Kekutan penahan menurun karena adanya rangsangan yang melemah. Contoh: pada kasus diatas dengan member pengertian bahwa “banyak anak banyak rezeki” adalah kepercayaan yang salah.
3.        Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan menurun. Keadaan semacam ini akan terjadi perubahan perilaku. Contoh: penyuluhan KB yang member pengertian terhadap orang tersebut tentang pentingnya ber-KB dan tidak benar kepercayaan “banyak anak banyak rezeki” akan meningkatkan kekuatan pendorong dan sekaligus menurunka kekuatan penahan.

11. Model dalam perubahan
1.     Model penelitian dan pengembangan
Model ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi atas perubahan yang di lakukan, menjabarkan, atau mengembangkan komponen yang akan dilakukan dalam perubahan. Menyiapkan perubahan dan melakukan desiminasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam perubahan.
2.      Model interaksi social.
Model ini menggunakan langkah-langkah sebagaimana dalam teori Roger di antaranya , menyadari akan perubahan, adanya minat dalam perubahan, melkukan evaluasi tentang hal-hal yang akan dilakukan perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan perubahan serta menerima perubahan.
3.     Model penyelesaian masalah
Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masala, menemukan cara penyelesaian masalah yang akan di gunakan, melkukan uji coba, dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunakan dalam perubahan.

12. Hambatan dalam perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dialksanakan akan tetapi banyak hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:
1.    Ancaman kepentingan pribadi, contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat professional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan D3 Keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya, sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2.    Persepsi yang kurang tepat, berbagai informasi yang akan dilakukan dalam system perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sukses menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
3.    Reaksi psikologis, contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam system praktek keperawatan mandiri bagi perawat.Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4.    Toleransi terhadap perubahan rendah, ini tergantung dari individu, kelompok, atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5.    Kebiasaan, Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
6.    Ketergantungan, merupakan hambatan dalam prses perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu.
7.    Perasaan tidak aman, juga merupakan factor penghambat dalam perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidakamanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8.    Norma, apabila akan mengadakan proses perubahan, namun perubahan tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan, sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan maka akan sangat mudah dalam perubahan.

13. Perubahan Dalam Kebidanan
Dalam perkembangannya kebidanan juga mengalami proses berubah seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam kebidanan, antara lain :
a.     Kebidanan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan kebidanan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi kebidanan, sehingga sebagai profesi kebidanan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
b.    Kebidanan sebagai bentuk pelayanan asuhan kebidanan professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntunan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan kebidanan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktik kebidanan.
c.     Kebidanan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntunan jaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian kebidanan, sehingga ilmu kebidanan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
d.    Kebidanan sebagai komunitas masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.


KESIMPULAN
Proses perubahan  merupakan suatu  proses meliputi agen perubahan dan suatu sistem pada individu yang mengarah pada tingkah laku individu dalam masyarakat. Proses perubahan terjadi disebabkan karena keadaan terpaksa, meniru atau berdasarkan kesadaran dan  penghayatan  masing-masing individu tersebut.

Proses berubah  ini juga merupakan bagian  integral dari kebidanan. Bidan harus mengerti tentang perubahan  praktik kerjanya baik di pemerintahan, organisasi profesi maupun di lingkungan masyarakat. Ini semua untuk mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan kebidanan dan perubahan –perubahan yang terjadi dalam  masyarakat.  













Daftar Pustaka
Hidayat, Asri dkk.2009.Konsep Kebidanan.Yogjakarta.Nuha Medika