me

me

Sabtu, 22 Maret 2014

Statistika dasar

Untuk file asli boleh inbox fia FB nanti bisa saya lampirkan ^_^

BAB 1
PENGERTIAN STATISTIK DESKRIPTIF

1.1. Arti dan Kegunaan Data
Mengamati kehidupan sehari-hari dari seseorang/individu dapat dikumpulkan informasi mengenai berbagai hal tentang individu tersebut, misalnya: besarnya pendapatan perbulan, besarnya pengeluaran untuk makanan, minuman, sandang, perumahan dan lainnya perbulan. Begitu juga dalam sebuah rumah tangga, selain informasi tersebut di atas, informasi lainnya yang dapat dikumpulkan adalah antara lain: jumlah anak yang dimiliki, jumlah anggota rumah tangga seluruhnya, pendidikan kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga lainnya, status kepemilikan rumah/tempat tinggal, jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki dan lain sebagainya.
Dalam skala besar, mengumpulkan informasi seperti tersebut di atas dari seluruhrumah tangga yang ada di negara ini juga dapat dilakukan. Dari hasil pengumpulan data ini dapat diketahui antara lain mengenai: jumlah penduduk seluruhnya, jumlah penduduk menurut propinsi, jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan, jumlah rumah tangga, dan sebagainya. Data ini dapat dipakai sebagai acuan/dasar bagi pemerintah atau lembaga lainnya untuk merencanakan suatu program, mendapatkan solusi dari suatu permasalahan, mengambil suatu keputusan, dilakukan suatu kebijakan, dan sebagainya. Data yang dikumpulkan dapat dilakukan di berbagai bidang misalnya: perdagangan, perindustrian, kependudukan, sosial, jasa, pertanian, keuangan, pendidikan, dan sebagainya.
Statistik Deskriptip:
-       mengumpulkan data/informasi;
-       mengolah data hasil pengumpulan;
-       menyajikan data hasil pengolahan;
-       menganalisis data.

1.2. Tipe Skala Pengukuran Data
a.         Skala Nominal

            Ada 2 atau lebih spesifikasi

                 Contoh:    -      Laki-laki ; Perempuan

-        Gemuk ; kurus
-      Besar ; sedang ; kecil
-         Baik ; sedang ; buruk
b.        Skala Ordinal

              Data yang diukur mempunyai urutan kualitas

            Contoh:      -    ranking 1 ; ranking 2 ; ranking 3
-   Jenderal ; Brigjen ; Letjen
-     Gol IV ; Gol III ; Gol II ; Gol I
c.         Skala Interval
Contoh:     ukuran temperatur udara 00 Fahrenheit = - 180 Celcius
                        00 Fahrenheit bukan berarti tidak ada temperatur
d.        Skala Ratio
Contoh: mengukur panjang, lebar, berat, tinggi, isi, dan sebagainya.

1.3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan Data
a.       Sensus
Mengumpulkan data dari seluruh obyek pengamatan/populasi.
b.      Survei
Mengumpulkan data dari sebagian obyek pengamatan/sebagian dari populasi.
Sebagian dari populasi = sampel
c.       Eksperimen
d.      Studi Kasus


Perbedaan Sensus dan Survei
Sensus ® Populasi
1.      - Waktu
- Biaya                          Besar
- Tenaga
2.     Menyeluruh
3.     Tingkat kesalahan (error) nya kecil
4.     Kurang rinci

Rata-rata (=m)
Variance (=s2)               Parameter
Proporsi (=P)
Xi = Variabel yang diteliti (seluruhnya)
N = Jumlah seluruh variabel tersebut dalam populasi
Ragam/variance (X)= s2=


Simpangan baku=standard deviasi=
Survei ® Sampel
1.      - Waktu
- Biaya                       Kecil
- Tenaga
2.      Tidak menyeluruh
3.      Errornya bisa besar
4.      Rinci

Rata-rata (=)
Variance (=S2)               Statistik
Proporsi (=p)
Xi =  Sebagian dari variabel yang diambil secara random
n  =  Jumlah sampel yang diambil dari populasi
Ragam/variance (X)= S2=
Simpangan baku=standard deviasi=

Data menurut sifatnya:                       - kuantitatif
                                                - kualitatif

Syarat data yang baik:            - obyektif
                                                - representatif
                                                - reliabilitas
                                                - tepat waktu (up to date)
                                                - relevan

Sumber data:                           - primer
                                                - sekunder

Menurut waktu pengumpulannya:      - cross section
- times series
Pengertian Statistik:
Arti sempit: data ringkasan berbentuk angka
Statistics : ilmu statistik diterjemahkan sebagai statistika
Arti luas : suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan/pengelompokkan, penyajian, dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak menyeluruh.
Statistik ada dua:
-       Statistik Deskriptip
-       Statistik Inferensia
Pengolahan Data
Data yang sudah dikumpulkan dari hasil sensus atau survei sebelum diolah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan (editing). Setelah editing kemudian pengolahan.


 1.4. Penyajian Data
Data hasil pengolahan disajikan dalam berbagai bentuk penyajian dengan tujuan agar obyek pengamatan dapat dengan jelas dipahami/dimengerti oleh pemakai data. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk:
a.         Tabel:
- tabel frekuensi
- tabel distribusi frekuensi
b.         Grafik:
- Grafik Batang
- Grafik Lingkaran
- Grafik Garis
- Grafik Gambar
1.4.1. Tabel Frekuensi dan Grafik
Tabel:  - tabel ikhtisar
       - tabel referensi
Tabel ikhtisar juga dinamakan tabel naskah (text table). Tabel ikhtisar umumnya berbentuk singkat, sederhana dan mudah dimengerti. Fungsi tabel sedemikian itu untuk memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian.

Tabel  referensi sebenarnya memiliki fungsi sebagai “gudang keterangan” karena tabel itu memberi keterangan yang terperinci dan disusun khusus guna kepentingan referensi. Tabel-tabel yang terdapat dalam laporan sensus umumnya merupakan tabel yang memberi keterangan secara umum.

Tabel ikhtisar seringkali diperoleh dari tabel referensi atau didasarkan pada beberapa tabel ikhtisar lainnya.
Jenis tabel:     - tabel 1 arah
                 - tabel 2 arah
                 - tabel 3 arah atau lebih
Struktur tabel:
1.      Nama (judul) tabel menunjukkan: mengenai apa, dimana, dan kapan.
2.      Badan tabel: berisikan data dilengkapi dengan unit/satuannya.
3.      Sumber data, dicantumkan dibagian bawah tabel.
4.      Diberi nomor kolom pada setiap kolom

Penyajian data dengan tabel bisa memberikan angka-angka yang lebih teliti, tetapi tidak bisa dengan cepat diambil kesimpulannya. Sedangkan dengan grafik kesimpulan bisa dengan cepat diambil tetapi angka-angkanya kurang teliti.
                
Contoh tabel frekuensi:
1.      Tabel frekuensi 1 arah

                 Tabel 1: Banyaknya mahasiswa STIS Jakarta
                                menurut tingkat/kelas tahun 2005
Tingkat/Kelas
Jumlah (orang)
(1)
(2)
I
256
II
280
III
264
IV
190
Jumlah
990
              Sumber: Bagian Administrasi Akademi Kemahasiswaan STIS



2.      Tabel frekuensi 2 arah
   Tabel 2:    Banyaknya mahasiswa STIS Jakarta menurut tingkat/kelas
                   dan jenis kelamin tahun 2005
Tingkat/Kelas
Laki-laki (orang)
Perempuan (orang)
Jumlah (orang)
(1)
(2)
(3)
(4)
I
116
140
256
II
126
154
280
III
118
146
264
IV
85
105
190
Jumlah
445
545
990
    Sumber: Bagian Administrasi Akademi Kemahasiswaan STIS

3.      Tabel frekuensi 3 arah
Tabel 3:   Banyaknya mahasiswa STIS Jakarta menurut tingkat/kelas, jenis kelamin, dan wilayah tempat tinggal di Jabotabek tahun 2005
Wilayah Jabotabek
Tk I
TK II
TK III
TK IV
Jumlah
L
P
L
P
L
P
L
P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1. Jakarta Utara
1
1
2
1




5
2. Jakarta Barat


1

2
2
1
2
8
3. Jakarta Pusat
1

1
1
1
1


5
4. Jakarta Selatan

1


1

3
2
7
5. Jakarta Timur
111
136
119
149
107
137
74
95
928
6. Bogor
1



3
2
2
2
10
7. Tangerang
2
1
1
1
2
1
2
1
11
8. Bekasi

1
2
2
2
3
3
3
16
Jumlah
116
140
126
154
118
146
85
105
990
Sumber: Bagian Administrasi Akademik, STIS          

Grafik Garis:
Jumlah
 
                  Sumber: Bagian Administrasi Akademik, STIS
                Grafik Batang:
Jumlah
 
                  Sumber: Bagian Administrasi Akademik, STIS

                 
Diagram Lingkaran:
                Sumber: Bagian Administrasi Akademik, STIS
Data berkala (time series) yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan suatu hal/kegiatan, biasanya disajikan dalam bentuk grafik garis untuk memudahkan pembuatan trend.

Grafik lingkaran akan lebih tepat apabila kita hendak mengetahui perbandingan nilai-nilai karakteristik yang satu dengan yang lain dan dengan keseluruhannya.

1.4.2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Grafik

Jenis Tabel:    -       Tabel Distribusi Frekuensi
-       Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
-       Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
-       Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “kurang dari”
-       Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “lebih dari”

1.    Tabel Distribusi Frekuensi
      Kelas dari Distribusi Frekuensi
1)      Limit kelas:
-          Batas atas (<25, 29, 39, dst)
-          Batas bawah (25, 30, 35, dst)
2)      Tepi kelas:
-          tepi atas: batas atas + 0,5
-          tepi bawah: batas bawah – 0,5
3)      Nilai tengah kelas (nilai kelas): (25+29)/2=27; 32; 37; 42; dst.
4)      Interval kelas: 30 – 25 = 5 atau 35 – 30 = 5 dst
5)      Jumlah kelas: 7

Tabel 4: Distribusi Frekuensi Pegawai STIS menurut
   golongan umur, tahun 2004
Umur
(Tahun)
Jumlah
(Frekuensi)
< 25
3
25 – 29
7
30 – 34
13
35 – 39
17
40 – 44
15
45 – 49
7
50 +
5
Jumlah
67
            Sumber: Bagian Administrasi Umum, STIS

Cara membuat tabel distribusi frekuensi
Contoh: n = 67
1.      Menentukan jumlah kelas (k)
a. Dengan menggunakan rumus Sturges:
k = 1 + 3,3 log n
         = 1 + 3,3 log 67 = 7,04 » 7
b. Cara lain: 2k = n
2.      Menentukan interval kelas (I)
=4,43 » 5
3.      Menentukan batas bawah dan batas atas kelas

HISTOGRAM
Polygon











2. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif:
Tabel 5: Distribusi Frekuensi Relatif Pegawai STIS
menurut Golongan Umur Tahun 2004
Umur (Tahun)
Frekuensi (f)
F Relatif
20 – 24
3
3/67 = 4, 48%
25 – 29
7
7/67 = …%
30 – 34
13
13/67 = …%
35 – 39
17
17/67 = …%
40 – 44
15
15/67 = …%
45 – 49
7
7/67 = …%
50 – 54 
5
5/67 = …%
Jumlah
67
100
Sumber: Data Tabel 4

3. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif:
Tabel 6: Distribusi Frekuensi Kumulatif Pegawai STIS
menurut Golongan Umur Tahun 2004
Umur (Tahun)
Frekuensi (f)
F Kumulatif
20 – 24
3
3
25 – 29
7
10
30 – 34
13
23
35 – 39
17
40
40 – 44
15
55
45 – 49
7
62
50 – 54 
5
67
Jumlah
67

Sumber: Data Tabel 4
4. Tabel Distribusi Kumulatif ‘kurang dari’:
Tabel 7: Distribusi Frekuensi Kumulatif “kurang dari”
              Pegawai STIS menurut Golongan Umur  Tahun 2004
Umur (Tahun)
F kurang dari
Kurang dari 19,5
0
Kurang dari 24,5
3
Kurang dari 29,5
10
Kurang dari 34,5
23
Kurang dari 39,5
40
Kurang dari 44,5
55
Kurang dari 49,5
62
Kurang dari 54,5
67
Sumber: Data Tabel 4

5. Tabel Distribusi Kumulatif ‘lebih dari’:
Tabel 8: Distribusi Frekuensi Kumulatif “lebih dari”
Pegawai STIS menurut Golongan Umur Tahun 2004
Umur (Tahun)
F lebih dari
Lebih dari 20/

20 atau lebih
67
25 atau lebih
64
30 atau lebih
57
35 atau lebih
44
40 atau lebih
27
45 atau lebih
12
50 atau lebih
5
55 atau lebih
0
Sumber: Data Tabel 4
Kurva Lorenz
Kegunaan: Untuk melihat apakah distribusi pendapatan suatu negara/daerah/perusahaan sudah merata?

        Contoh:
Tabel 9: Distribusi Persentase Pendapatan
%
Penduduk
Golongan Pendapatan
%
Pendapatan
%
Kumulatif
20 % ke-1
2,7
2,7
20 % ke-2
6,6
9,3
20 % ke-3
10,8
20,1
20 % ke-4
18,1
38,2
20 % ke-5
61,8
100
Jumlah
100


Gini Ratio (GR) =
Jika GR » 0 ® distribusi pendapatannya merata
Jika GR » 1 ® distribusi pendapatannya tidak merata
BAB 2
PENGUKURAN LOKASI DAN DISPERSI

Berbagai macam pengukuran nilai sentral dan dispersi baik dari data asal (yang belum di kelompokkan) maupun dari data yang sudah di kelompokkan (distribusi frekuensi).
2.1. Data yang belum di kelompokkan
Text Box: }1. Rata-rata:            a. rata-rata hitung              - tidak tertimbang
                    b. rata-rata ukur                 - tertimbang
                    c. rata-rata harmonis
2. Median
3. Modus
4. Kuartil
5. Desil
6. Persentil
7. Rentang

2.1.1. Rata-rata Hitung, Rata-rata Ukur, dan Rata-rata Harmonis
a. Rata-rata hitung tidak tertimbang
Contoh: Produksi barang A (x) mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2002 (dalam ton) sebagai berikut:
3,5 ; 3 ; 4 ; 4 ; 3 ; 4 ; 4,5 ; 4,5 ; 5 ; 3 ; 4 ; 5.; n = 12
 







           
b. Rata-rata hitung tertimbang
Contoh: Data 2.1.1.a
Produksi (xi)

Hari Kerja (w)

(xi wi)
3,5

20

70
3

18

54
4

22

88
4

21

84
3

19

57
4

21

84
4,5

22

99
4,5

21

94,5
5

21

105
3

17

51
4

21

84
5

23

115


246

985,5





        c. Rata-rata Ukur (Gm)
 


Gm =

Log Gm = log (x1.x2…xn)1/n = 1/n log (x1.x2…xn) = 1/n (log x1 + log x2 + … + log xn)
 



 


Gm = anti log 

Contoh: Ingin mengukur tingkat perubahan pinjaman pertahun


                            Jumlah pinjaman:  tahun 2000 =    1,086  milyar

tahun 2001 =    2,041 milyar
tahun 2002 =  24,669 milyar

                            Perubahan dari tahun 2000 – 2001 =    1,879

Perubahan dari tahun 2001 – 2002 =  12,086

Rata-rata perubahan = Gm =  

 


Jika dibandingkan dengan menggunakan
     
Dengan menggunakan Gm:
-       pinjaman tahun 2001 menjadi (1,086)(4,765) = 5,175 m
-       pinjaman tahun 2002 menjadi (5,175)(4,765) = 24,659 m

                                          Dengan menggunakan :

-       pinjaman tahun 2001 menjadi (1,086)(6,983) = 7,584 m

-       pinjaman tahun 2002 menjadi (7,584)(6,983) = 52,959 m


d. Rata-rata Ukur untuk Tingkat Bunga Majemuk (compound interest) = r
   
    r = persentase tingkat perubahan
    po = jumlah tabungan/investasi awal tahun
    pn = jumlah tabungan/investasi akhir tahun
    n = banyaknya waktu (tahun)

        e. Rata-rata harmonis sederhana (r)
 




Rumus rata-rata harmonis merupakan ratio.
Pembilang merupakan angka yang tetap (n), sedangkan penyebutnya merupakan angka yang bervariasi (xi).
Contoh:
A membeli minyak goreng Bimoli dengan harga Rp.   8.000,- per kg
B membeli minyak goreng Bimoli dengan harga Rp. 10.000,- per kg
C membeli minyak goreng Bimoli dengan harga Rp.   4.000,- per kg
Dengan dana 40.000 àA memperoleh 5 kg Bimoli
                                        B memperoleh 4 kg Bimoli
                                        C memperoleh 10 kg Bimoli
Dana yang dikeluarkan seluruhnya = Rp. 120.000,-
Bimoli yang diperoleh seluruhnya = 19 kg

= Rp. 6.316. à rata-rata harga Bimoli/kg yang dibayar.
  
 


 

Dengan memakai , rata-rata harga Bimoli per kg =  rupiah
        f.  Rata-rata harmonis tertimbang (rh)
 



                           ; Wi = penimbang


2.1.2.      Median (Me) dan Modus
a. Median
Penggunaan Me akan praktis dan efisien bila n cukup besar. Me biasanya sangat umum digunakan pada data kualitatif. Pada data kuantitatif, nilai Me tidak dipengaruhi oleh data yang ekstrim. Data sel diurutkan dari terkecil ke terbesar.
-  Jumlah data genap: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8 à n = 8
                                                                                 k = (n+1)/2 = 9/2 = 4,5
       Median = (xk + xk+1)/2 = (x4 +x5)/2
-     Jumlah data ganjil: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8, x9 à n = 9; (k+1)/2=5
Median = X5
b. Modus
Nilai yang mempunyai frekuensi terbanyak
                               

2.1.3.      Kuartil, Desil dan Persentil
a. Kuartil (qi)
Untuk mendapatkan kuartil ke-i (qi)caranya adalah dengan membagi data yang telah diurutkan dari kecil ke besar menjadi 4 bagian yang sama.
x1    x2    x3   x x x6    x7    x8             Letak qi = urutan  ; i = 1,2,3
2     5    8   10  11 14   17  20                                                       
              
Letak q1 = urutan ke  =  urutan ke  = = 2¼
Nilai yang ke 2¼ terletak antara x2 dan x3.
   Jadi q1 = 5 +  = 5,75
   Letak q2 = urutan ke   urutan ke  = =  4½
Jadi q2 = 10 + ½ (11 – 10) = 10,5 = median

b. Desil (Di)
Untuk mendapatkan desil ke-i (Di) caranya adalah dengan membagi data yang sudah diurutkan dari kecil ke besar menjadi 10 bagian.
                                   
Letak Di = urutan ke , i = 1, 2, 3, …, 9
                                       
Contoh: x1  x2    x3    x4    x5    x6    x7    x8    x9    x10   x11    x12   x13    x14   x15
-  Letak D2 = urutan ke 
    Jadi D2     
-  Letak D9 urutan ke
                 Jadi D9 =
c. Persentil (Pi)
Untuk mendapatkan persentil ke-i (Pi) caranya adalah dengan membagi data yang sudah diurutkan dari kecil ke besar menjadi 100 bagian.
Letak Pi = urutan ke ;  i = 1, 2, 3, 4, 5, …, 99

Letak P77 = urutan ke
Jadi P77

2.1.4.      Rentang, simpangan rata-rata, ragam dan simpangan baku
a. Rentang (Range):
-     Adalah jenis pengukuran Dispersi secara kasar, cepat dan sederhana, yaitu dengan cara menghitung selisih dari 2 nilai ekstrim besar dan ekstrim kecil.
-     Rentang antar kuartil = q3 q1

b. Simpangan rata-rata ()
Merupakan pengukuran dispersi yang lebih baik dibanding range karena pengukurannya dengan cara menghitung dispersi setiap nilai observasi dari rata-ratanya.

 dimana:            xi = nilai hasil observasi
                                           = rata-rata hitung

Contoh: Observasi ke 1 : xi = 10 ; 5 ; 3 ; 6  à   = 6
              Observasi ke 2 : xi =   6 ; 5 ; 7 ; 6  à   = 6

Rata-rata hitung masing-masing observasi sama besar, mana yang lebih represen tative mewakili hasil observasinya? Bisa dilihat dari tingkat dispersinya.
Dari hasil observasi ke 1 :
Dari hasil observasi ke 2 :
Dengan demikian hasil observasi ke 2 lebih baik dibanding hasil observasi ke 1 karena    observasi ke 2 <  observasi ke 1. Fluktuasi/deviasi hasil observasi ke 2 hanya ½ besarnya dari   -nya.

Variasi dari data hasil observasi penting diperhatikan untuk melihat seberapa jauh/besar deviasi nilai-nilai hasil observasi dari rata-ratanya. Misalnya mengenai nilai ujian mahasiswa pada mata kuliah tertentu, hasil produksi suatu komoditi di beberapa kota, dan sebagainya.

c. Ragam (Variance): s 2  ;  s2
 




Dipergunakan pembagi n – 1 bila sampel (n) nya kecil < 100 agar estimasi s2 tidak bias. Kalau sampelnya besar pembaginya n.

Simpang baku : s , s (standar deviasi)
 






2.2. Data yang sudah di kelompokkan
2.2.1.      Rata-rata Hitung, Rata-rata Ukur
a. Rata-rata hitung ()
 


                                                fi = frekuensi kelas ke i
                                                xi = nilai tengah kelas ke i
                                                i   = 1, 2, 3, …, k

b. Rata-rata ukur (Gm)
                                                                                                                                                                          

                                                                                   
xi = nilai tengah kelas ke i
fi = frekuensi kelas ke i
                                                                                                                                   
2.2.2.      Median dan Modus
a. Median (Me)
 



 

        Be        =  tepi bawah kelas Mc;
                       kelas Me = kelas yang nilai kumulatifnya mencakup nilai n/2
        Ie        =  interval kelas Me
              F(e-1)   =  frekuensi kumulatif sebelum kelas Me
        Fe       =  frekuensi kumulatif di kelas median



b. Modus (Mo)



     Bo     = tepi bawah kelas yang memuat Mo;
                  kelas yang memuat Mo = kelas yang frekuensinya terbanyak
     Io      =  interval kelas Mo
     fo      =  frekuensi kelas yang memuat Mo
     fo-1    =  frekuensi kelas sebelum kelas Mo
     fo+1   =  frekuensi kelas sesudah kelas Mo

2.2.3.      Kuartil (Qi), Desil (Di), dan Persentil (Pi)

a. Quartil (Qi)
 





Bqi            = tepi bawah kelas kuartil ke-i
                    Kelas kuartil ke-i = kelas yang nilai kumulatifnya mencakup nilai
Iqi       = interval
Fqi-1    = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
Fqi      = frekuensi kumulatif kelas kuartil ke-i

b. Desil (Di)

c. Persentil (Pi)

2.2.4.      Rentang, simpangan rata-rata, ragam dan simpangan baku

a. Rentang (Range)
R = X1 – Xk
X1 = nilai tengah kelas ke-1
Xk = nilai tengah kelas terakhir

b. Simpangan rata-rata
                                         dimana:           fi = frekuensi kelas ke i
                                                                 xi = nilai tengah kelas ke i
                                                                  = rata-rata hitung data berkelompok
c. Ragam (Variance):   s2
                                          dimana:   xi  = nilai tengah kelas ke i
                                                             = rata-rata hitung
                                                           fi   = frekuensi kelas ke i

d. Simpang baku : s , s
 



Variance dan simpang baku lebih populer digunakan dibanding  atau range.

2.3.      Koefisien Keragaman  (Koefisien Variasi) = KV

KV adalah suatu model pengukuran dispersi atas dasar pengertian relatif, bukan absolut. Pengukuran ini dipakai untuk membandingkan tingkat keragaman/variasi beberapa distribusi data (baik n nya sama banyak atau tidak sama banyak) yang unit pengukurannya berbeda.
Contohnya:    Harga ayam (Rp/ekor/kg)

                                                                                                                        Harga minyak tanah (Rp/liter)

Harga mana yang lebih bervariasi dari ke dua jenis komoditi ini?
Karena unit harga ayam adalah per ekor sedangkan unit harga minyak tanah adalah per liter maka untuk membandingkan jenis barang mana yang harganya bervariasi dipakai cara pengukuran koefisien variasi.


Jika KVAyam < KVMinyak Tanah maka yang lebih bervariasi adalah harga komoditi minyak tanah.



BAB 3
PENGUKURAN KEMENCENGAN DAN KERUNCINGAN

3.1. Pengukuran Keruncingan
Dari hasil suatu observasi, nilai-nilai variabel yang diperoleh dapat digambarkan kurvanya. Dari data yang sudah dikelompokkan dapat dibuat histogram, poligon, kemudian dapat dilihat bentuk kurvanya.
Bentuk-bentuk kurva/distribusi:
  1. Normal
 








                                      Me =  = Mo
            Artinya Me =  = Mo, bentuknya simetris, banyaknya nilai yang > dari Me//Mo = banyaknya nilai yang < dari Me//Mo.
Ada bermacam-macam bentuk kurva normal menurut keruncingannya:
a.       Distribusi normal leptokurtik
Puncaknya tinggi/runcing artinya frekuensi yang terbanyak ada pada/ terkonsentrasi pada bagian tengah distribusi.
Contoh:
Kelas
Frekuensi
1
3
2
4
3
16
4
54
5
16
6
4
7
3

100

Kalau digambarkan kurvanya adalah sebagai berikut:
 






b.      Jika frekuensi terbanyak terdapat pada 3 kelas bagian tengah distribusi disebut normal platikurtik.
Contoh:
Kelas
Frekuensi
1
1
2
7
3
26
4
32
5
26
6
7
7
1

100



Gambar kurvanya sebagai berikut:
 





c.       Distribusi normal (mesokurtik) adalah distribusi yang puncaknya tidak runcing juga tidak mendatar.
Untuk menentukan keruncingan suatu distribusi, apakah lepto, meso, atau platikurtik, dapat dihitung dengan cara menghitung a4.
Data berkelompok:
Xi = nilai tengah kelas ke-i
 = rata-rata hitung
fi  = frekuensi kelas ke-i
s  = simpangan baku
Data tidak berkelompok:
Xi = data hasil observasi
 = rata-rata hitung
s  = simpangan baku

Jika a4>3 ® kurva berbentuk leptokurtik
Jika a4<3 ® kurva berbentuk platikurtik
Jika a4=3 ® kurva berbentuk mesokurtik (normal)

3.2. Pengukuran Kemencengan
Jika dari suatu hasil observasi nilai-nilai yang lebih kecil dari  nya > dari nilai-nilai yang lebih besar dari ; maka bentuk distribusinya menceng kekanan. ( dipengaruhi oleh nilai-nilai ekstrim).
                f
                     nm     Mo Me                                                        X
Dan sebaliknya, jika nilai-nilai yang lebih kecil dari  < dari nilai-nilai yang lebih besar dari , maka bentuk distribusinya menceng kekiri.
                        f

                                                       Me Mo                       X
Untuk mengukur apakah suatu distribusi menceng atau simetris dapat diukur dengan suatu formula yaitu dengan rumus Koefisien Pearson (Karl Pearson).
 Atau
Kalau Sk = + (positif) ® kemencengan positif artinya ekor sebelah kanan distribusi lebih menjulur dibandingkan ekor sebelah kirinya. Dan sebaliknya adalah Sk= - (negatif). Cara lain menghitung kemencengan bisa dengan memakai moment ke-3 atau lainnya (Rumus Bowley).

Begitu juga cara lain menghitung kurtosis bisa dengan memakai moment, atau kuartil atau lainnya. Pada kurva yang menceng (kiri/kanan) juga bisa dilihat kurtosisnya, ini tidak penting. Tapi perhitungan kurtosis/skewness ini akan penting untuk menentukan apakah suatu distribusi normal atau tidak (l2, poisson dll). Jika normal maka penghitungan-penghitungan statistiknya dapat memakai rumus-rumus yang berkaitan dengan normalitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah berkunjung di blog ini ^_^