1.
Pengertian
berubah
Berubah merupakan beranjak dari keadaan status quo yaitu suatu
proses bergerak atau beralih dari keadaan semula ke keadaan berikutnya. Dari
tingkat perkembangan yang ada ke tingkat perkembangan berikutnya.
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis,
artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada, dengan kata lain
perubahan dapat dikaitkan sebagai proses pergeseran dari suatu sistem ke sistem
lain.
Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun
organisasi untuk dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam menyampaikan
tujuan tertentu.
Beberapa pengertian perubahan menurut para ahli, antara lain:
1.
Perubahan
adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi
seseorang, keluarga, kelompok, atau komunitas (potter dan perry, 2005)
2.
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang
membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya
(Atkinson,1987)
3.
Berubah merupakan proses yang menyebabkan
perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978)
4.
Berubah adalah suatu proses transformasi,
mengubah, dan memodifikasi sesuatu. (taylor, et all, 1997)
5.
Perubahan merupakan proses pergerakan dari suatu
sistem ke sistem lain (gillies, 1994)
6.
Perubahan adalah proses membimbing pada alterasi
individu atau pola institusi dan tingkah laku (brooten, himen dan naylor)
7.
Berubah merupakan proses terjadinya dalam fungsi dan struktur masyarakat
(max dan miller).
2.
Tujuan
Hakekatnya manusia mempunyai kebutuhan untuk berubah
dan melakukan perubahan, seperti:
1)
Mengubah keseimbangan personal sosial dan organisasional
2)
Mengadakan perlindungan dan eksplorasi
3)
Mengadakan perbaikan/penyempurnaan
4)
Menerapkan ide atau konsep
5)
Mengusahakan untuk mencapai hal-hal yang belom tercapai.
3. Teori berubah
1)
Teori lewin (teori pertentangan kekuatan)
Menurut pandangan kurt lewin (1951)seseorang yang akan
mengadakan suatu perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang
tercantum dalam tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi
terarah dan mencapai tujuan yang ada.
Kurt lewin membuat teori yang dapat digunakan untuk
menjelaskan terjadinya suatu perilaku.
Teorinya “Force Fi’eld Analisis” berasumsi:
“bahwa di dalam diri individu selalu terdapat
kekuatan/dorongan yang saling bertentangan”
·
Kekuatan yang mendorong individu melakukan tindakan (driving force
·
Kekuatan
yang melarang atau menghambat dilakukannya tindakan (restraining forces)
dalam proses perubahan perilaku dihadapkan individu
memilih atau memenangkan driving forces
|
agar tercapai, menurut Lewin ada
3 cara
(Mico dan Ross 1975)
|
1. memperkuat driving forces
dengan cara menggalakkan upaya
persuasi dan pemberian informasi tentang program kesehatan yang
dilaksanakan
2. mengurangi
restraining forces
dengan cara memperkecil
hambatan-hambatan yang ada dalam diri individu dan di masyarakat
3. memperkuat unsur
pendorong dan sekaligus mengurangi hambatan -hambatang yang ada
-> metode paling efektif
dalam merubah perilaku
|
Perubahan perilaku menurut lewin dibagi menjadi 5
tahap, yaitu:
a. Tahap
pencairan (unfreezing)
Pencairan adalah motivasi yang kuat untuk beranjak dari
keadaan semula dan berubahnya keseimbangan yang ada, merasa perlu untuk
berubah, menyiapkan diri dan siap untuk merubah atau melakukan perubahan.
Change agent mencairkan kekuatan yang memelihara statsu quo dengan cara
meningkatkan kekuatan pendorong (driving forces) dan menurunkan kekuatan
penahan (restraining forces). Change target menyadari suatu kebutuhan untuk
berubah.
b.
Tahap Bergerak (moving)
pada
tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan ke arah sesuatu yang baru atau
perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang
telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah,
juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-langkah
dalam menyesuaikan masalah. Change agent mengidentifikasi,
merencanakan, serta mengimplementasikan strategi yang dibutuhkan, memastikan
kekuatan pendorong melebihi kekuatan penahan, dan proses ini membutuhkan waktu
lama.
Bagan
1
Tahapan
perubahan menurut Kurt Lewin
Langkah 1
Pencairan (unfreezing)
|
Langkah 2
bergerak (moving)
|
Langkah 3
Pembekuan (refreezing)
|
Motivasi Berubah
Perasaan terhadap perubahan
Persiapan berubah
|
Dari semula ke yang baru
|
Mempertahankan hasil
perubahan
|
c.
Tahap pembekuan (refrezing)
Pembekuan
adalah adanya kekuatan pendorong untuk berubah dan adanya penghambat terjadinya
perubahan.Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan
perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan
yang baru.
Proses
pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan
umpan balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah
dicapai. Change agent membantu menstabilkan perubahan
sistem sehingga menjadi bagian yang terintegrasi menuju status quo.
Change agent harus mendukung dan mendorong usaha yang adaptif dari
change target. Jika fase ini tidak lengkap, perubahan menjadi tidak efektif dan
tingkah laku sebelum perubahan akan muncul kembali. Jika dianggap berguna perubahan
kemudian diasimilasi menjadi pola tingkah laku yang permanen.
Menurut Lewin, alasan dan penyebab
terjadi perubahan adalah :
1.
Perubahan hanya boleh dilaksanakan
untuk alasan yang baik.
2.
Perubahan harus secara bertahap.
3.
Semua peruabhan harus direncanakan
dan tidak secara drastis/mendadak.
4.
Semua individu yang terkena
perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan perubahan.
2).
Teori Rogers (Teori Adopsi Inovasi)
· Implicit
dalam perubahan perilaku adalah sesuatu ide/gagasan baru yang diperkenalkan
kepada individu dan yang diharapkan untuk diterima atau dipakai oleh individu
tersebut.
· Rogers
merupakan ahli ilmu sosial, teorinya adalah Inovation Decision Process. Proses
kejiwaan yang dialami oleh seorang individu sejak menerima informasi/pengetahuan
tentang suatu hal yang baru sampai pada saat dia menerima atau menolak ide
baru.
Menurut Rogers E untuk mengadakan
suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau
tinjauan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara
lain:
1.
Awareness
Tahap
ini memerlukan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan
diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk
berubah, maka tidak mungkin tercapai suatu perubahan.
2.
Interest
Tahap
yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap
perubahan dan selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan
yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3.
Evaluation
Pada
tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi
hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat
memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
Bagan
2
Tahap
berubah menurut Roger E
A wareness (1)
|
Evalusai (3)
|
Trial (4)
|
Interest (2)
|
Adoption (5)
|
4.
Trial
Tahap
ini merupakan uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan
harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau
situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.
5.
Adoption
Tahap
ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap
sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari
sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan mersakan adanya manfaat dari
sesuatu yang baru sehingga mempertahankan hasil perubahan.
3). Teori Lippit
Lippit memandang teori perubahan
dapat dilaksanakan dari tinjaun sebagai seorang pembaharu, dengan
memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga terdapat beberapa langkah yang
ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan. Langkah yang dimaksud adalah :
1.
Mendiagnosa masalah yang dihadapi
dan adanya kebutuhan untuk berubah.
2.
Mengadakan asesmen motivasi dan
kemampuan. Melakukan pengkajian mendasar tentang motivasi untuk berubah atau
untuk mengadakan perubahan, serta kemampuan untuk melakukan perubahan.
3.
Mengadakan asesmen motivasi agen
pembaharu dan berbagai sumber yang ada dan potensial, khususnya yang
diprakirakan akan bermanfaat pada proses berubah.
4.
Menetapkan tujuan berubah, tujuan
berubah yang ditetapkan semula dapat disesuaikan berdasarkan hasil
langkah-langkah perubahan yang dilakukan.
5.
Menetapkan peran agen pembaharu
yang sesuai dengan perubahan yang akan dilakukan, apakah sebagai pakar, model
peran/panutan, pendidik/pemimpin kelompok.
6.
Mempertahankan perubahan pada
tingkat yang telah dicapai.
7.
Menghentikan bantuan yang telah
diberikan secara bertahap dengan harapan peran dan tanggung jawab dapat
tercapai secara bertahap.
Bagan 3
Tahapan berubah menurut Lippit
Langkah
1
Menentukan
diagnosis
|
Langkah
5
Penetapan
peran pembaharu
|
Langkah
7
Penghentian
Bantuan
|
Langkah
2
Pengkajian
motivasi dan kemampuan
|
Langkah
3
Pengkajian
hasil
|
Langkah
6
Mempertahankan
Hasil
|
Langkah
4
Penetapan
tujuan
|
4. Tipe-tipe perubahan
Perubahan
merupkan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang, kelompok,
masyarakat yang belum memahami makna dari perubahan. Apabila dipandang dari
tipe perubahan, menurut Bennis tahun 1965, perubahan itu sendiri memiliki 7
tipe sosialisasi, tipe emulatif dan tipe ilmiah.
a.
Tipe
Indoktrinasi, suatu perubahan yang dilakukan
oleh sekelompok atau masyarakat yang menginginkan pencapaian tujuan yang
diharapakan dengan cara memberi doktrin atau menggunakan kekuatan sepihak untuk
dapat berubah.
b.
Tipe
Paksaan atau Kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan
melakukan pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan
tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana.
c.
Tipe
Teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan
melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu
pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuannya.
d.
Tipe
interaksional, merupakan perubahan dengan
menggunakan kekuatan kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain
dalam mencapai tujuan yang diharapkan dari perubahan.
e.
Tipe
sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam
mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih
menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
f.
Tipe
emultif, merupakan suatu perubahan dengan
menggunakan kekuatan unilateral dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu
secara sungguh-sungguh, perubahan ini dapat dilakukan pada sistem di organisasi
yang bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau atasannya.
g.
Tipe
alamiah, perubahan yang terjadi akibat
sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak
sungguh-sungguh, seperti kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan
untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dal lain sebagainya.
5.
Cara melaksanakan perubahan
Dalam perubahan dibutuhkan cara
yang tapat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan
efisien. Cara tersebut membutuhkan strategi khusus dalam perubahan diantaranya
:
a.
Strategi Rasional Emperik
Strategi ini dirasakan karena
manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk
kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi
rasional dan empirik yang dirasakan dari hasil penemuan atau riset untuk
diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan
menggunakan rasionalnya dalma menerima sebuah perubahan. Langkah dalam
perubahna atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini
dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum
sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahn yang
akan dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan
pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga
menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
b.
Strategi Reduktatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan
berdasarkan standar normal yang ada di masyarakat. Perubahan yang akan
dilaksanakan melihat nilai-nilai normative yang ada di masyarakat sehingga
tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar normal yang ada
di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di
masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan pendekatan intervensi secara
langsung dalam penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan
cara melibatkan indivdu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan
rancangan untuk perubahan. Perilaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan
dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimilki
dalam perubahan.
c.
Strategi Paksaan-Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan kekuatan
karena adanya penggunaan, kekuatan, atau kekuasaan yang dilaksanakan secara
paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini
dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem
pendidikan dan lain-lain.
6. Sifat proses berubah
Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan dari
konsep atau ide baru. Menurut Lancater tahun 1982, proses perubahan memiliki 3
sifat diantaranya perubahan bersifat berkembang, spontan dan direncanakan.
a.
Perubahan bersifat berkembang
Setiap perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan
yang ada baik pada individu, kelompok atau masyarakat secara umum. Proses
perkembangan ini dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju keadaan
yang optimal atau matang, sebagaimana dalam perkembangan manusia sebagai
makhluk individu yang memiliki sifat fisik yang selalu berubah dalam tingkat
perkembangannya.
b.
Perubahan bersifat spontan
Sifat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang
dapat memberikan respon tersendiri terhadap kejadian-kejadian bersifat alamiah
yang diluar kehendak manusia, yang tidak dapat diramalkan sehingga sulit untuk
diantisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor, banjir, dll. Semuanya
akan menimbulkan perubahan baik pada dirinya, kelompok, atau masyarakat.
c.
Perubahan bersifat direncanakan
Perubahan ini dilakukan bagi individu, kelompok.
Masyarakat yang ingin mengadakan perubahan ke arah yang lebih maju atau
mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya, sebagaimana
perubahan dalam sistem pendidikan kebidanan di indonesia yang selalu mengadakan
perubahan sejalan dengan perkembangan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan
sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.
7. Sebab-sebab
proses berubah
1)
Menurut Bennis Benne dan Chin
a.
Kekuatan Koersif (Paksaan/Tekanan)
Berdasarkan pemanfaatan kekuatan atau paksaan sebagai
suatu legitimasi pribadi.
b.
Empiris Rasional
Menggunakan basis perubahan yang mengasumsikan bahwa
agen perubahan mempunyai pengetahuan, kekuatan untuk mempengaruhi pada proses
berubah yang diinginkan. Pemikiran manusia yang rasional.
c.
Normatif Re-edukatif
Berlandaskan pada asumsi bahwa kegiatan manusia
dibimbing oleh norma-norma sosial yang tinggi dan berbagai nilai, ditujukan
pada perubahan tingkah laku manusia.
2)
Menurut H. C. Kehman
a.
Terpaksa
- Karena ingin imbalan
- Karena menghindari hukuman
- Karena ingin pengakuan
b.
Meniru
Seseorang berubah karena ingin dipersamakan.
c.
Perubahan didasari oleh kesadaran dan penghayatan (Internalization).
8. Macam-macam
proses berubah
Menurut
Thomas dan Bennis (1972) :
a.
Perubahan terencana (planned
change)
Perubahan
terencana (planned change) merupakan suatu desain yang disengaja dan
implementasi sebuah inovasi secara struktural, kebijakan atau tujuan baru atau
sebuah perubahan yang jelas dalam melaksanakan filosofi, suasana/iklim dan
gaya.
Perubahan
terencana adalah suatu yang sistemik dan bertujuan untuk mengubah atau membawa
perubahan melalui intervensi dari change agent. Perubahan terencana terjadi
pada sebuah urutan yang pasti, yang setiap tindakan merupakan persiapan bagi
tindakan selanjutnya, semua usaha diarahkan dan ditargetkan untuk menghasilkan
perubahan.
b.
Perubahan tidak terencana
(unplanned change)
Perubahan
tidak terencana (unplanned change) atau tidak disengaja hasil dari
ketidakseimbangan dalam sistem atau respons adaptif terhadap stimulus eksternal
yang diarahkan menuju kestabilan kembali pada keseimbangan antara sistem dan
lingkungan. Perubahan ini terjadi sebagai respon terhadap beberapa kejadian
atau masalah yang meningkat sehingga tidak ada kejadian tidak ada perubahan.
Perubahan
Peraturan, adalah :
1.
Perubahan-perubahan yang meliputi
kebijakan, hukum, peraturan, dan pernyataan secara formal dan informal tentang
sikap yang benar.
2.
Perubahan tata cara atau kebiasaan
ditetapkan oleh individu dari orang-orang yang berada pada posisi atas atau
oleh kesepakatan bersama dari mayoritas individu dalam sebuah grup.
3.
Perubahan peraturan akan
mempengaruhi semua anggota yang lebih efektif jika semua anggota dilibatkan
dalam perencanaan dan peraturan mengimplementasikan perubahan.
Perubahan
Lingkungan adalah perubahan yang meliputi beberapa perubahan dalam bentuk
fisik, meliputi :
1.
Perlengkapan ruang kantor.
2.
Jumlah dan ukuran ruangan.
3.
Lokasi kamar mandi.
4.
Panas.
5.
Cahaya.
6.
Suara.
7.
Kualitas udara.
Perubahan
Teknologi adalah perubahan yang menggabungkan kemajuan dalam komputer,
penelitian medis, ilmu farmasi, dan berbagai bidang lainnya kedalam lingkungan
individu.
Perubahan
Institusi
· Keuntungan
Pembaharu dari Dalam Institusi:
1.
Mengetahui tentang masyarakat,
struktur, kekuatan dan garis/jalur komunikasi.
2.
Mengerti/memahami tentang norma dan
nilai yang berlaku.
3.
Komitmen pada kelompok,
institusi/lembaga.
4.
Diterima oleh masyarakat/orang
didalam sistem.
5.
Dianggap sebagai seseornag yang
memahami/mengetahui serta menguasai permasalahan.
6.
Ada tindak lanjut dukungan terhadap
perubahan sebagai seorang pekerja dalam sistem.
· Keuntungan
Pembaharu dari Luar Institusi, meliputi :
1.
Mempunyai dukungan struktur
kekuatan yang mandiri.
2.
Dasar pengetahuan dan keterampilan
yang lebih luas.
3.
Dapat memandang masalah dan
pemecahan yang mungkin dengan cara baru.
4.
Dipandang sebagai seorang yang
anti.
5.
Terbiasa dengan pesan sebagai
pembaharu dan mempraktekkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
perannya.
· Kerugian
Pembaharu dari Dalam Institusi meliputi :
1.
Mempunyai cara pandang dan melihat
masalah hanya dengan satu pandangan.
2.
Kekuatan yang tidak adekuat dalam
sistem.
3.
Pengalaman sebagai pembaharu yang
tidak adekuat, tidak yakin bagaimana menghasilkannya.
4.
Tingkah laku masa lalu yang mungkin
dapat berdampak pada penerimaan oleh orang lain sebagai bagian dari kecakapan
pembaharu.
· Kerugian
Pembaharu dari Luar Institusi meliputi :
1.
Kegagalan komitmen melebihi waktu.
2.
Isu-isu, keuangan, dan biaya untuk
pelayanan.
3.
Dipandang sebagai orang asing yang
mungkin tidak memahami.
4.
Dibutuhkan untuk menjadi terbiasa
dengan sistem masyarakat dan permasalahan-permasalahan.
5.
Dapat mempunyai keterampilan yang
tidak adekuat untuk mengkaji dan membantu pelaksanaan perubahan didalam suatu
area yang sangat khusus.
7.
Dapat mengalami kegagalan atau
kurangnya dukungan dari orang dalam.
9.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Berubah
1)
Faktor-faktor yang
mempercepat/pendukung
a.
Predisposisi Factor (Faktor
pemudah)
Antara
lain : ilmu pengetahuan, pengalaman, kepercayaan atau keyakinan, sistem nilai
yang meliputi norma, tradisi dan sebagainya.
b.
Enabling Factor (Faktor pendukung)
Antara
lain : dana, sarana, sumber daya yakni ketrampilan dasar yang dikuasai oleh
petugas kesehatan.
c.
Rein Forcing Factor (Faktor
Penguat)
Antara
lain : dorongan dari lingkungan, keluarga, teman dan tokoh masyarakat.
2)
Faktor-faktor pendukung lainnya
a.
Perubahan dipandang sebagai
perubahan sesuatu yang positif oleh target berubah
b.
Perubahan sederhana dan konkrit
c.
Target berubah dilibatkan sejak
awal
d.
Perubahan dilakukan pada skala
kecil dulu lalu diantisipasi menuju skala yang besar.
e.
Pemimpin dan tokoh masyarakat
f.
Komunikasi terbuka antara klien
dengan agen perubahan.
3)
Faktor-faktor penghambat
Menurut
bennis benn dan Chin ada beberapa alasan yang dapat membuat seseorang menolak
suatu perubahan yaitu:
a.
Takut akan sesuatu yang tak pasti
(loss of predictability)
b.
Takut akan kehilangan pengaruh
c.
Takut kehilangan keterampilan
d.
Takut kehilangan dukungan
e.
Takut gagal
f.
Kurangnya fasilitas
g.
Kurangnya mareial
h.
Kurangnya pengetahuan
10. Jenis-Jenis Perubahan
Nadler
dan Tushman (1995) telah mengembangkan sebuah kerangka kerja yang dapat
membantu kita untuk dapat memahami dengan lebih baik berbagai jenis perubahan
yang dapat dihadapi oleh organisasi layanan kesehatan.
Jenis perubahan dapat dibagi dua
dimensi, antara lain:
a.
Dimensi pertama terkait dengan
kompleksitas dinamik situasi yang dihadapi organisasi layanan kesehatan,
terutama keutnya tekanan lingkungan yang menuntut perubahan.
Dalam beberapa keadaan, tekanan
yang menuntut perubahan ini sangat kuat sehinnga organisasi layanan kesehatan
harus segera menanggapi perubahan di lingkungan tersebut (misalnya, tekanan
pemerintah melalui undang-undang yang mengharuskan statistic mutu layanan
kesehatan dilaporkan kepada kelompok pelanggan, perubahan seperti itu disebut
perubahan reaktif, yaitu perubahan yang dilakukan untuk menanggapi beberapa
peristiwa yang jelas terjadi di lingkungan.
Dalam alam keadaan lain, tekanan
yang menuntut perubahan tidak sekuat di keadaan lainnya dan tidak
teridentifikasi dengan jelas. Tekanan
yang mempercepat terjadinya perubahan mungkin belum berdampak pada mutu layanan
kesehatan, tetapi orang di dalam organisasi
layanan kesehatan mungkin merasakan bahwa dibutuhkan sesuatu yang lebih untuk
tetyap bertahan dalam persaingan atau untuk bersiap menghadapi ancaman
perubahan lingkungan yang ada di pihak
organisasi (misalnya, merasakan ketidakpuasan yang dialami para pengguna
layanan atau para pihak pembayar layanan dari segi biaya bila dibandingkan
dengan mutu layanan yang diberikan). Pada kasus ini, perubahan dilakukan tanpa
tuntutan lingkungan yang jelas terjadi. Tipe perubahan ini disebut sebagai
perubahan antisipatif.
b.
Dimensi kedua perubahan terkait
dengan kontinuitas atau derajat penyimpangan perubahan dari pola perilaku
organisasi dan tingkat mutu layanan kesehatan saat itu.
Dalam beberapa kasus, di dalam
proses perubahan kita menciptakan pekerjaan tambahan yang sebenarnya telah
dilakukan tidak jauh berbeda dari pola kerja yang telah dibentuk. Dalam hal
ini, perubahan meliputi kegiatan mencoba berbagai komponen untuk memperbaiki
fungsi organisasi layanan kesehatan dalam peningkatan yang relative kecil. Perubahan
semacam itu, yang tidak memerlukan pergeseran mendasar dalam kerangka
organisasi layanan kesehatan, disebut sebagai perubahan bertahap. Perubahan
bertahap harus diingat tidak harus selalu kecil. Perubahan bertahan dapat
melibatkan pengalokasian sumber daya yang besar dan berdampak pada banyak
orang.
Perubahan dilakukan secara bertahap
hanya dalam arti bahwa perubahan yang dilakukan merupakan kelanjutan dari pola
hidup organisasi layanan kesehatan yang dilakukan saat itu. Di pihak, perubahan
yang menyimpang jauh dari konteks organisasi saat itu disebut sebagai perubahan
sewaktu. Perubahan sewaktu meliputi penetapan ulang fungsi organisasi, yaitu
visi, identitas, strategi, dan bahkan prinsip organisasi (Nadler dan Tushman,
1995). Perubahan sewaktu mengubah konteks utama atau struktur yang dipakai
disuatu organisasi layanan kesehatan. Jenis perubahan ini dapat membentuk atau
mengubah struktur, sedangkan dalam kasus yang lebih ekstrem, perubahan tersebut
dapat mengganti struktur yang dipakai dan mengubah organisasi layanan kesehatan
ke bentuk yang berbeda.
Jenis-jenis Perubahan :
1)
Perubahan fisik
2)
Perubahan perasaan dan sikap
3)
Perubahan kognitif dan informasi
4)
Perubahan peraturan
5)
Perubahan tingkah laku
6)
Perubahan lingkungan
7)
Perubahan teknologi
Perubahan fisik, meliputi
:
1.
Susunan
2.
Kesatuan
3.
Bentuk tubuh
Perubahan fisik yang berhubungan
dengan umur :
1.
Kemunduran dari ketajaman indra
perasa
2.
Penglihatan
3.
Pendengaran
4.
Kelahiran dan kematian
Perubahan akibat perlakuan medis :
1.
Operasi plastic pada kecacatan
tubuh
2.
Radiasi dan kemotherapi
mengakibatkan
Perubahan fisik akibat luka pada
tubuh :
1.
Kecelakaan
2.
Luka bakar
Perubahan perasaan dan sikap :
1.
Adalah perubahan yang berhubungan
dengan perasaan dan emosi pada sesuatu atau seseorang
2.
Individu berubah sikap mereka
ketika emosi mereka dibawa kedalam sebuah pengalaman
3.
Diperlukan tingkat empati tertentu
untuk terjadinya suatu perubahan sikap
4.
Ketika professional medis berusaha
untuk merubah perilaku pasien berisiko mengabaikan perasaan pasien dengan
perubahan perilaku.
5.
Langkah awal yang sering dilakukan
untuk merubah perilaku pasien dengan menghargai perubahan yang dibuat untuk
memperbaiki kondisi kesehatan mereka.
6.
Perubahan ini ditetapkan untuk:
a.
Merubah asisten pekerja
b.
Tim anggota kesehatan lain
c.
Instruktur akademik yang
bersangkutan
Perubahan kognitif atau informasi,
adalah
1.
Perubahan dimana ada kemajuan di
ilmu pengetahuan atau pembetulan informasi yang tidak akurat
3.
Perubahan kognitif bisa juga
mempengaruhi hilangnya kamampuan intelegensia atau pengetahuan.
4.
Pendidikan formal banyak memberikan
pengaruh dalam membentuk perubahan kognitif pada siswa.
5.
Perubahan kognitif dapat dievaluasi
dengan meminta orang-orang untuk mengingat informasi yang baru/ akan
menggunakan informasi yang baru dengan menunjukan perubahan dari pemikiran /
pola sikap dari sebelumnya.
6.
Professional medis dapat membantu
pasien untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesehatan dan penyakit
yang spesifik dan pengobatan yang tepat untuk kebutuhan individu mereka.
7.
Perubahan memori dan ingatan serta
proses berfikir ditentukan oleh kerusakan cerebrovaskuler yang memerlukan
pembelajaran kembali yang lebih banyak tergantung pada bagian otak mana yang
berpengaruh.
Perubahan tingkah laku
1.
Perubahan sikap / tingkah laku
tidak hanya perubahan pada kemampuan fisik dan fungsi yang menuntut beberapa
tinghkatan koordinasi otot saraf, tetepi menyngkut hilang/terkumpulnya
kemampuan fisik sebsgai individu yang dewasa secara fisik, kekutan dan
koordinasi yang meningkat.
2.
Perubahan sikap/ tingkah yang
sangat cepat akan terjadi pada kehidupan dua tahun pertama.
3.
Perubahan sikap menyangkup
perubahan sikap yang terdahulu.
Perubahan
perilaku dapat terjadi karena beberapa hal berikut:
1.
Kekuatan pendorong meningkat. Ini
karena adanya rangsangan yang mendorong terjadinya perubahan perilaku.
Rangsangan ini dapat berupa penyuluhan/informasi tentang perilaku yang
bersangkutan. Contoh: seseorang yang belum ikut KB, kekutan pendorong ditingkatkan
dengan penyuluhan dan usaha-usaha lain.
2. Kekutan
penahan menurun karena adanya rangsangan yang melemah. Contoh: pada kasus
diatas dengan member pengertian bahwa “banyak anak banyak rezeki” adalah
kepercayaan yang salah.
3.
Kekuatan pendorong meningkat dan
kekuatan penahan menurun. Keadaan semacam ini akan terjadi perubahan perilaku.
Contoh: penyuluhan KB yang member pengertian terhadap orang tersebut tentang
pentingnya ber-KB dan tidak benar kepercayaan “banyak anak banyak rezeki” akan
meningkatkan kekuatan pendorong dan sekaligus menurunka kekuatan penahan.
11. Model dalam perubahan
1.
Model penelitian dan pengembangan
Model ini
didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam pengembangan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan model ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan identifikasi atas perubahan yang di lakukan, menjabarkan, atau
mengembangkan komponen yang akan dilakukan dalam perubahan. Menyiapkan
perubahan dan melakukan desiminasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan
dilakukan dalam perubahan.
2.
Model
interaksi social.
Model ini
menggunakan langkah-langkah sebagaimana dalam teori Roger di antaranya ,
menyadari akan perubahan, adanya minat dalam perubahan, melkukan evaluasi
tentang hal-hal yang akan dilakukan perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal
yang akan dilakukan perubahan serta menerima perubahan.
3.
Model penyelesaian masalah
Model ini
menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah
mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masala, menemukan
cara penyelesaian masalah yang akan di gunakan, melkukan uji coba, dan
melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunakan dalam perubahan.
12. Hambatan
dalam perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dialksanakan
akan tetapi banyak hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar
maupun dari dalam diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah
sebagai berikut:
1.
Ancaman
kepentingan pribadi, contohnya dalam pelaksanaan standarisasi
perawat professional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal
pendidikan D3 Keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak
ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya, sehingga
hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2.
Persepsi yang
kurang tepat, berbagai informasi yang akan dilakukan dalam
system perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya
kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sukses
menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
3.
Reaksi
psikologis, contohnya apabila akan dilakukan perubahan
dalam system praktek keperawatan mandiri bagi perawat.Jika perawat belum bisa
menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut
sebagai dampak dari perubahan.
4.
Toleransi terhadap perubahan rendah, ini
tergantung dari individu, kelompok, atau masyarakat. Apabila individu, kelompok
atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan,
maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang
terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit
dilaksanakan.
5.
Kebiasaan, Pada dasarnya
seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau
bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru
dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini
yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
6.
Ketergantungan, merupakan
hambatan dalam prses perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang
tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu.
7.
Perasaan tidak
aman, juga merupakan factor penghambat dalam
perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan
menambah ketidakamanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8.
Norma, apabila akan
mengadakan proses perubahan, namun perubahan tersebut bertentangan dengan norma
maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan, sebaliknya jika norma tersebut
sesuai dengan prinsip perubahan maka akan sangat mudah dalam perubahan.
Dalam perkembangannya kebidanan
juga mengalami proses berubah seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan
terjadinya perubahan dalam kebidanan, antara lain :
a.
Kebidanan sebagai profesi yang
diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan
kebidanan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam
profesi kebidanan, sehingga sebagai profesi kebidanan diakui oleh profesi
bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
b.
Kebidanan sebagai bentuk pelayanan
asuhan kebidanan professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus
memenuhi tuntunan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam
penerapan model asuhan kebidanan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktik
kebidanan.
c.
Kebidanan sebagai ilmu pengetahuan
harus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntunan jaman dan perubahan
teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian
kebidanan, sehingga ilmu kebidanan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu
lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
d.
Kebidanan sebagai komunitas
masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan
tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai
profesi tetap bertahan dan berkembang.
KESIMPULAN
Proses perubahan merupakan suatu proses meliputi agen perubahan dan suatu
sistem pada individu yang mengarah pada tingkah laku individu dalam masyarakat.
Proses perubahan terjadi disebabkan karena keadaan terpaksa, meniru atau
berdasarkan kesadaran dan
penghayatan masing-masing
individu tersebut.
Proses berubah ini juga merupakan bagian integral dari kebidanan. Bidan harus mengerti
tentang perubahan praktik kerjanya baik
di pemerintahan, organisasi profesi maupun di lingkungan masyarakat. Ini semua
untuk mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu karena
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan kebidanan dan
perubahan –perubahan yang terjadi dalam
masyarakat.
Daftar
Pustaka
Hidayat, Asri dkk.2009.Konsep Kebidanan.Yogjakarta.Nuha Medika
MAKASIH!
BalasHapus